Public Speaking is an Art of Communication

Bagi beberapa orang yang tak terbiasa berbicara di depan umum, berbicara di depan umum merupakan hal yang sulit dilakukan, terkadang manusia sering tidak percaya diri sehingga menyebabkan hal tersebut sulit dilakukan.

Kemampuan berbicara di depan umum bukan hanya kemampuan bagi para mereka yang berada di tingkat perguruan tinggi dan yang berpendidikan saja, tetapi kemampuan berbicara ini berguna untuk semua orang yang menjalankan hidup secara sosial.

A. APA ITU PUBLIC SPEAKING?

Public Speaking adalah sebuah kata yang terdiri dari public yang berarti umum dalam bahasa Indonesia dan speaking yang berarti berbicara, sehingga Public Speaking bisa diartikan sebagai berbicara di depan umum.

Pada bahasa Indonesia, masih belum ditemukan istilah yang tepat untuk Public Speaking, hingga kini Public Speaking masih menjadi istilah untuk berbicara di depan umum.

Kaitannya dengan hal itu, tentunya dalam bahasa Indonesia umumnya untuk menggantikan istilah public speaking dapat menyebutnya berbicara di depan umum atau berbicara di depan publik. Di sisi lain, sebagian mereka juga masih menyebutnya dengan pidato.

B. Dasar & Metode Public Speaking

Terdapat empat yang dapat dipelajari untuk berbicara di depan umum. Berikut kelemahan dan kelebihan dari empat metode yang dapat dipelajari.

1. Impromptu atau Ad Libitum

Metode Impromtu merupakan metode yang dilakukan secara spontanitas yang mana tidak menggunakan persiapan atau pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu (secara langsung). Metode impromtu biasanya dilakukan oleh seseorang yang akan tampil secara mendadak.

Istilah impromptu dalam dunia siaran adalah Ad Libitum yang artinya berbicara tanpa naskah (script). Kelebihan dari metode ini adalah pendapat dan gagasan yang dihasilkan akan datang secara spontan, dapat mengungkapkan perasaan dengan sebenarnya, dan dapat memungkinkan pembicara untuk terus berpikir.

Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah dapat menghasilkan kesimpulan yang masih mentah karena adanya keterbatasan pengetahuan pembicara, gagasan yang dihasilkan kurang sistematis, dan dapat menghasilkan penyampaian yang tidak lancar terutama bagi mereka yang belum berpengalaman berbicara di depan umum.

2. Manuscript atau Naskah

Berbeda dari metode Impromtu, metode manuscript atau naskah merupakan metode yang dilakukan dengan cara membaca naskah yang sudah disiapkan. Biasanya metode ini digunakan oleh pejabat negara atau bagi mereka yang memberi sambutan di acara resmi atau formal.

Metode Manuscript atau naskah dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan karena setiap kata yang diucapkan dalam acara resmi atau formal akan menjadi figur oleh masyarakat luas dan dikutip oleh media massa.

Kelebihan dari metode Manuscript atau naskah ini adalah sebelum berbicara di depan umum, kita dapat memilih kata-kata dengan sebaik-baiknya untuk ditulis, menghemat pernyataan, dapat memperlancar dalam berbicara, dapat menghindari hal-hal yang menyimpang, naskah dapat diperbanyak.

Sedangkan kelemahan dalam metode ini adalah dapat mengurangi interaksi dengan pendengar, pembicara akan terlihat kaku, persiapan yang dilakukan akan lebih lama, dan tanggapan pendengar akan sukar mempengaruhi pesan.

3. Memoriter atau Hafalan

Seperti istilahnya yang digunakan, metode memoriter atau hafalan adalah metode yang dilakukan dalam berbicara di depan umum dengan menghafalkan teks atau naskah yang sudah disiapkan. Sehingga pada saat pembicara akan menyampaikan pidatonya, pembicara tidak lagi menggunakan teks atau naskah yang dibuatnya karena keseluruhan isi teks sudah dihafalkan.

Ketika pembicara tampil, pembicara secara spontan mengingat kembali keseluruhan teks yang sudah dihafalkan. Tentunya, metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang sama dengan metode Manuscript bahkan risikonya lebih menantang karena metode ini akan mengandalkan kemampuan ingatan.

Pembicara dituntut untuk menguasai susunan bahasa, ide, dan gagasan yang ada dalam teks, yang mana metode ini cocok untuk mereka yang memiliki daya ingat tinggi. Selain itu, metode ini juga cocok untuk mereka yang memiliki pembahasan atau topik yang menarik dan sederhana, yang mana waktu yang digunakan untuk menyampaikan topik tidak terlalu lama.

Metode Memoriter tidak disarankan untuk mereka yang tidak memiliki kapasitas daya ingat yang tinggi karena jika metode ini dilakukan akan menimbulkan risiko seperti kurang menariknya pembahasan yang disampaikan karena pembicara akan kebingungan dan berfokus dengan kesalahan pembicara sendiri.

4. Extempore & Using Note

Dari keseluruhan metode di atas, metode extempore merupakan metode pilihan yang sangat dianjurkan untuk pembicara. Karena metode ini dilakukan dengan  menggunakan teks atau naskah pidato yang hanya berisi outline (garis besar) dan pokok penunjang.

Dengan menggunakan outline (garis besar) dan pokok penunjang, keduanya akan menjadi pedoman untuk mengatur gagasan dalam pikiran untuk disampaikan ke publik. Metode ini juga disebut sebagai metode dengan penjabaran kerangka yang mana menggunakan teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara keseluruhan.

Namun, metode ini hanya dapat digunakan untuk mereka yang sudah berpengalaman, karena dalam menggunakan metode ini dibutuhkan kecakapan dalam berbicara. Tentunya, jika pembicara tidak cakap maka risikonya yaitu pembahasan atau topik yang disampaikan akan menjadi tidak teratur yang mana ide dan gagasan yang sudah tersusun akan menjadi kacau dan tak terarah.

C. Tips Mengembangkan Kemampuan Public Speaking

Biasanya terdapat ketakutan-ketakutan dalam diri seseorang ketika berbicara di depan umum yang mana di antaranya adalah merasa tidak percaya diri dengan kemampuan komunikasinya, takut pesan yang disampaikan tidak informatif, takut pendengar tidak tertarik dengan pembahasan yang disampaikan, dan beberapa ketakutan sejenisnya. Oleh karena itu, berikut tips mengembangkan kemampuan public speaking.

1. Demam Panggung adalah Hal Biasa

Perasaan takut dan gugup saat berdiri sendiri untuk menyampaikan gagasan di depan umum yang kemudian menjadi tidak percaya diri adalah hal yang normal, di mana setiap orang pasti merasakan demam panggung.

Rasa cemas yang ditimbulkan seperti cemas jika topik dan informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan harapan publik, takut dan cemas jika terdapat kesalahan dalam menyampaikan topik, cemas jika penampilan yang diberikan buruk dan malah mempermalukan diri sendiri.

Dari keseluruhan tersebut tentunya dapat diatasi dengan melakukan persiapan dengan baik dan sempurna. Selain itu, lakukan latihan secara terus-menerus sebelum berdiri di panggung dan menyampaikan gagasan ke publik. Jadikan rasa cemas tersebut untuk memunculkan penampilan yang luar biasa. Tentunya tanpa adanya rasa cemas, pembahasan yang disampaikan akan terlihat membosankan.

2. Percaya Diri dan Salurkan Energi Positif

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa energi negatif seperti ketakutan-ketakutan yang muncul ketika berbicara di depan akan lebih menghantui. Dengan begitu cara mengatasinya adalah dengan membuang jauh-jauh energi negatif tersebut dan berikan energi positif ke publik karena hal tersebut dapat mempengaruhi publik.

Tentunya publik sebagai pendengar akan lebih menyukai pembicaranya yang memberikan energi positif. Sebelum menyampaikan gagasan atau pembahasan yang akan diterima oleh publik pastikan kembali untuk menyiapkan pikiran positif. Pilih kata-kata positif untuk bekal energi positif. Karena dengan adanya energi positif saat menyampaikan pembahasan dapat meningkatkan percaya diri. Demikian sebaliknya jika yang diberikan adalah energi negatif tentunya akan menelurkan dampak negatif.

3. Lakukan Interaksi dengan Peserta

Membangun interaksi antara pembicara dengan peserta merupakan hal yang penting saat berbicara di depan umum. Lakukan interaksi dengan peserta secara baik dan tidak berlebihan, tentunya hal ini dapat mengurangi kecemasan saat menyampaikan materi atau gagasan yang dibawakan.

Selain itu, melakukan interaksi dengan peserta merupakan salah satu cara untuk dapat menarik perhatian. Interaksi yang dapat dilakukan saat berbicara di depan umum misalnya yaitu menanyakan kabar, memberikan gurauan ringan, dan memberi pertanyaan ke peserta.

Selain itu, menceritakan pengalaman pribadi secara singkat juga merupakan salah satu cara untuk membangun interaksi dengan peserta. Tentunya kamu juga akan mendapat bonus dikenal oleh peserta karena telah menceritakan pengalaman secara singkat.

4. Pertimbangkan Penampilan

Dari keseluruhan tips di atas tentunya hal yang penting untuk dilihat dari segi visual seseorang saat berbicara di depan umum adalah penampilan. Tentunya publik atau peserta akan lebih memperhatikan seseorang yang berpenampilan rapi.

Pada tahap penampilan ini, tak perlu khawatir jika pakaian atau aksesoris yang digunakan mahal. Dengan menggali pengetahuan tentang outfit dan dipertimbangkan dengan mix & match berpenampilan rapi tak perlu mengeluarkan biaya yang mahal.

Tentunya dengan memanfaatkan pakaian dan aksesoris yang dimiliki, memiliki penampilan rapi dapat dengan mudah dipelajari. Sebaliknya jika kita berbicara di depan umum dengan berpakaian yang lusuh dan tidak rapi, tentunya akan membuat publik atau peserta bosan dan mengalihkan perhatian.

Tinggalkan komentar